Selamat Pagi (Selalu saya ucapkan walau kondisi malam)
Salam Sejahtera
Asalamualaikum Wr. Wb.
.: Ketika Ayah tak bergetar
:.
Sang ayah tercinta, pada Bulan ke-2 pada tahun 2011 lalu
menghembuskan nafas terakhirnya setelah berminggu minggu sakit dan hanya
dirawat seadanya dirumah saja.
Sakit sang ayah sebenarnya sudah lama dirasakan, namun
beliau tak pernah mengeluhkan hal ini sampai adi dan sang ibu tak pernah tahu
kondisi kesehatan sang ayah. Namun awal sakit itu tak pernah adi ketahui hingga
hari ini. Namun syukurnya usaha sang ayah mulai berkembang dengan baik akhirnya
adi pun bisa melanjutkan sekolah SMA di muara enim dan alat komunikasi untuk
mereka dan adi.
Saat itu, adi sedang menginjak SMA kelas 3 setidaknya
fikirannya sudah mulai dewasa. Kebetulan
dan sangat beruntung Adi mendapatkan beasiswa pendidikan selama SMA karena
kepiawaiannya dalam belajar namun melihat kondisi ini bukan berarti sang
orangtua tidak mengiriminya uang saku, akhirnya uang saku yang dikirm sebagian
disisihkannya untuk menabung begitu juga dengan beasiswa yang ia terima
akhirnya pada tahun kedua ia SMA ia sudah mampu membeli sepeda motor sendiri
yang ia gunakan untuk fasilitasnya sekolah disana. Namun untuk pulang pergi ke
muara enim prabumulih ia harus menggunakan angkutan umum karena sang orangtua
beluam mengijinkannya mengendarai motor dengan jarak sejauh itu kira kira 2 jam
jarak tempuhnya.
Pagi itu datang, kebetulan ayah sedang tak pergi kepasar
untuk mengisi warung mereka. Sengaja beliau sedang mempersiapkan keberangkatan
sang anak untuk menempuh pendidikan, adi pun merasa tersanjung pagi itu namun
terbesit juga didalam benaknya mengapa. Namun segera dihapusnya secepat mungkin
kembali mengembalikan fikiran positifnya.
Adi pun berangkat. Setibanya disana seperti biasa ia
mempersiapkan semuanya untuk memulai pbelajarnya esok hari sekaligus menyiapkan
sang jagoan motornya untuk dikendarai tak banyak fikiran adi setelah disana tak
bayangan sedikitpun.
Keesokan harinya adi ditumbuhi perasaan mau kembali kerumah
(prabumulih) namun akhirnya ia tetap melanjutkan belajar mengajar namun dengan
perasaan yang sangat hawatir dengan keadaan kondisi dirumah. Jam menunjukan 2
siang akhirnya adi pulang kembali kekosannya maklum adi tidak ikut serumah
dengan sang kakak yang sudah menikah dan menetap di muara enim namun adi tahu
dan sering berkunjung disana. Karena kakaknya yang inilah yang sering dan
terdekat untuk berkomunikasi dengannya. Kakak pertamanya.
Sekitar pukul 5 sore, adi tergetar panggilan dihandphonenya
tertera ayah,bunda begitu nama kontak orangtuanya dihandphone, singkat cerita
kabar itu datang suara itu jelas sang kakak paling muda mengambarkan jika sang
ayah sedang sakit, adi segera disuruh untuk pulang namun adi tegaskan kepada
sang kakak jika hanya sakit dia takkan pulang, akhirnya sang kakak jujur bahwa
sang ayah telah tiada. Akhirnya adi pamit kepda pihak sekolah untuk pulang
keprabumulih dan mengambarkan kepada sang kakak pertamanya. Bahwa ayah telah
tiada dengan motor tercintanya adi melesat hari itulah kali pertama adi
menggunakan sepeda motornya ke prabumulih. Dan ini adalah awal semua kepahitan
itu.
Bersambung di part 4
sedih :'(
BalasHapussiapo ne di??
Semoga jadi motivasi dan inspirasi ya sis
BalasHapussahabat sis.