Novel : Adi, Sosok Inspirasi dan Motivasi Dunia. Part 3

Selamat Pagi (Selalu saya ucapkan walau kondisi malam)
Salam Sejahtera
Asalamualaikum Wr. Wb.


.: Ketika Ayah tak bergetar :.

Sang ayah tercinta, pada Bulan ke-2 pada tahun 2011 lalu menghembuskan nafas terakhirnya setelah berminggu minggu sakit dan hanya dirawat seadanya dirumah saja.

Sakit sang ayah sebenarnya sudah lama dirasakan, namun beliau tak pernah mengeluhkan hal ini sampai adi dan sang ibu tak pernah tahu kondisi kesehatan sang ayah. Namun awal sakit itu tak pernah adi ketahui hingga hari ini. Namun syukurnya usaha sang ayah mulai berkembang dengan baik akhirnya adi pun bisa melanjutkan sekolah SMA di muara enim dan alat komunikasi untuk mereka dan adi.

Saat itu, adi sedang menginjak SMA kelas 3 setidaknya fikirannya sudah mulai dewasa.  Kebetulan dan sangat beruntung Adi mendapatkan beasiswa pendidikan selama SMA karena kepiawaiannya dalam belajar namun melihat kondisi ini bukan berarti sang orangtua tidak mengiriminya uang saku, akhirnya uang saku yang dikirm sebagian disisihkannya untuk menabung begitu juga dengan beasiswa yang ia terima akhirnya pada tahun kedua ia SMA ia sudah mampu membeli sepeda motor sendiri yang ia gunakan untuk fasilitasnya sekolah disana. Namun untuk pulang pergi ke muara enim prabumulih ia harus menggunakan angkutan umum karena sang orangtua beluam mengijinkannya mengendarai motor dengan jarak sejauh itu kira kira 2 jam jarak tempuhnya.

Pagi itu datang, kebetulan ayah sedang tak pergi kepasar untuk mengisi warung mereka. Sengaja beliau sedang mempersiapkan keberangkatan sang anak untuk menempuh pendidikan, adi pun merasa tersanjung pagi itu namun terbesit juga didalam benaknya mengapa. Namun segera dihapusnya secepat mungkin kembali mengembalikan fikiran positifnya.

Adi pun berangkat. Setibanya disana seperti biasa ia mempersiapkan semuanya untuk memulai pbelajarnya esok hari sekaligus menyiapkan sang jagoan motornya untuk dikendarai tak banyak fikiran adi setelah disana tak bayangan sedikitpun.

Keesokan harinya adi ditumbuhi perasaan mau kembali kerumah (prabumulih) namun akhirnya ia tetap melanjutkan belajar mengajar namun dengan perasaan yang sangat hawatir dengan keadaan kondisi dirumah. Jam menunjukan 2 siang akhirnya adi pulang kembali kekosannya maklum adi tidak ikut serumah dengan sang kakak yang sudah menikah dan menetap di muara enim namun adi tahu dan sering berkunjung disana. Karena kakaknya yang inilah yang sering dan terdekat untuk berkomunikasi dengannya. Kakak pertamanya.

Sekitar pukul 5 sore, adi tergetar panggilan dihandphonenya tertera ayah,bunda begitu nama kontak orangtuanya dihandphone, singkat cerita kabar itu datang suara itu jelas sang kakak paling muda mengambarkan jika sang ayah sedang sakit, adi segera disuruh untuk pulang namun adi tegaskan kepada sang kakak jika hanya sakit dia takkan pulang, akhirnya sang kakak jujur bahwa sang ayah telah tiada. Akhirnya adi pamit kepda pihak sekolah untuk pulang keprabumulih dan mengambarkan kepada sang kakak pertamanya. Bahwa ayah telah tiada dengan motor tercintanya adi melesat hari itulah kali pertama adi menggunakan sepeda motornya ke prabumulih. Dan ini adalah awal semua kepahitan itu.

Bersambung di part 4

2 komentar

Terimakasih atas kunjungannya. SIlahkan berikan komentar. :)