Selamat Pagi (Selalu saya ucapkan walau kondisi malam)
Salam Sejahtera
Asalamualaikum Wr. Wb.
Sekitar satu minggu yang lalu saya bersama keluarga kecil dan baru saya (Rafli, Evan, Nanda, Dhony. Sayang peby dan Ayu tidak ikut) jalan-jalan kebeberapa mall megah dan besar di jakarta sebagai penghujung dari ujian akhir semester kami di kampus yang memakan waktu sekitar 2 minggu untuk melakukan itu semua.
Awalnya rencana perjalanan ini sangat tidak ada rencana sama sekali dari kami apalagi kami disibukan dengan persiapan persiapan menghadapi UAS tapi dipenghujung UAS kami maka terciptalah ide dari salah satu saudara saya Dhony jika dia mengajak untuk jalan kebebrapa mall dijakarta, akhirnya keputusannya adalah kami menuju Mall Taman Anggrek (MTA) dan Central Park yang posisinya sangat jauh dari keberadaan kami yang berada di jakarta utara, Sunter jika menggunakan kendaraan Umum Busway.
Tepat pukul 14.00 WIB bunuh diri itu dilakukan. Dengan semangatnya menuju kedua Mall megah itu dengan harapan bisa menikmati semua pesona pesonanya, perjalanan kesana kami menghabiskan waktu lebih dari 1 jam, tibanya disana kami sempat berfikir jika kami sudah salah jalan namun berkat kemampuan kami (Tanya sana sini #hahahha) tibalah kami disana.
Central Park.
Central Park.
Memasuki gedung central park awalnya kami masih sangat memiliki semangat yang tinggi buktinya kami berani hingga lantai teratas dari Mall sebagai fasilitas dari para penghuni Appartment disana. Namun setelah turun dan keluar dari sana segera dengan terbirit birit kami mencari tempat untuk melemaskan kaki untungnya sudah tersedia disana (hah, syukurlah)
Karena tempat istirahat yang kurang enak (kami duduk didepan Exhaust AC #hahahah) akhirnya kami memutuskan menuju tempat kedua MTA. Berjalan layaknya bolang bolang kami tetap semangat dan sigap terpesona dengan hasil karya para bapak arsitektur yang mampu merancang semua ini dengan indah dan pada bapak bapak bangunan yang mampu mengerjakannya dengan detail.
Akhirnya tibalah kami didalam MTA, mungkin akibat refleks dari rangsangan sensor maka kami tak sanggup lagi untuk memutari Mall yang satu ini, kami malah bengong dan mulai ingin memahami suatu show pertarungan Games yang sedang ditampilkan saat itu, kira kira satu jam kami berdiri (tempat duduk semua sudah ludes) bosan dengan acara yang ditampilkan mulai dari kuis kuis yang cukup aneh hingga pertarungan games yang biasa saja (hahahha, mungkin gara gara lelah).
Selanjutnya kami mulai berusaha untuk memutar mutari MTA menuju tempat favorite saya pagelaran buku disebuah toko buku ternama dinegeri ini melihat lihat sekilas membaca baca sekilas dan mencoba mengingat ingat kembali beberapa buku yang masih dibutuhkan, akhirnya saya memutuskan menyerah dengan rasa pegal dikaki yang sudah tidak bisa kompromi lagi.
Akhirnya kami berusaha mencoba kembali, saya ingat di mall ini ada tempat favorite yang sering dikunjungi para remaja muda, ice skating. Karena belum pernah nongol disana akhirnya dengan analogi yang sok sokan membayangkan gumpalan es yang dibuat kami yakini bahwa lokasinya pasti akan ada pada tempat yang paling tinggi. (hahaha, tebakan kami benar) tiba disana kami cumah bengong betapa tidak harapan yang main hanya beberapa orang kini lapangan ini sudah menjadi lautan masa. Kami lupa jika hari itu adalah hari minggu. Hari liburan. L
Akhirnya kembali kami menyerah, kaki ini rasanya sudah tak tahan lagi. Kepala sudah tak bisa di pijat pijat lagi. Kaki pegal, kepala sakit. Aduh. Capek sekali.
Selama berangkat menuju kedua tempat ini kami hanya berdiri didalam busway kira kira 1,5 jam dan selama berputar putar mengelilingi kami sama sekali tidak duduk alias berdiri dari tadi, dan kini kami pulang menuju busway artinya kami akan berdiri kembali.
Namun tibanya diatas jembatan penyebrangan menuju halte busway, peristiwa itu terjadi. Kami melihat asap hitam yang sudah mengepul dan api yang berkobar kobar.
Ya allah, sebuah mobil terbakar. Mungkin karena rasa empaty yang terlalu tinggi. Kami memutuskan untuk turun kembali dan menyasikan kejadian itu sekitar setengah jam. Karena setelah setengah jam pemadam kebakaran tiba. Selama api belum dihentikan banyak para pengguna jalan merasa kesulitan untuk melintas didaerah peristiwa itu karena mobil yang terbakar tepat berada di tengah jalan. Tak banyak para pengguna jalan yang malah berhenti tepat disamping mobil yang tebakar, (adegan yang ekstrem) ada juga pengendara motor yang malah meniti trotoar jalan tempat pejalan kaki. (makin ekstrem).
Api padam, kepolisian datang, penoton bosan. Saatnya pulang. Tak terasa waktu menunjukan pukul 18.30 WIB akhirnya dengan perasaan yang kembali mengeluh karena kondisi kaki yang semakin parah dan kronis kami menuju jembatan penyebrangan untuk menuju kosan tercinta, rencananya mengambil busway langsung Harmoni. Dengan penuh sopan santun dan kemulian sang kasir berkata:
Maaf mas, buswaynya lama..
Aduh kita lupa, jika busway bakal lama karena baru saja terjadi kebakaran dijalan menuju harmoni, akhirnya kami menuju halte kedua arah pluit, dan seperti biasa kami menunggu busway sambil beridir sekitar 10 menit dan jika busway tiba kami kembali berdiri selama perjalanan. Dan semua kejadian itu terus terulang sebanyak berapa transit kami lakukan.
Panjang dan sangat melelahkan. L
Akhirnya kami tiba dikosan tercinta tepat pada pukul 21.30 WIB. (hahahay)
Tidak ada komentar