Selamat Pagi (Selalu saya ucapkan walau kondisi malam) 
Salam Sejahtera 
Asalamualaikum Wr. Wb.

Saat saya menulis tulisan ini, saya sedang didalam sebuah kereta api Limex Sriwijaya dari tanjung karang (lampung) menuju kertapati (palembang), namun tujuan saya adalah kota kelahiran saya yakni prabumulih, saya terpaksa harus tetap terjaga karena berhubung saya paling tua dalam perjalanan ini dan juga saya adalah kakak dari kedua dik tingkat kampus saya, Ayu dan Nanda.

Didalam kereta ini pikiran saya melayang entah kemana terkadang menghayal seolah takut akan terjadi suatu hal yang membahayakan hingga bermimpi suatu saat bisa menggunakan kereta dinegara tetangga jepang.

Sesekali terkadang saya menengok kearah luar, terkadang melihat putaran jam dan terkadang iseng buang air kecil sembari membuka pintu kereta ketika ia berhenti. Cukup banyak aktivitas saya didalam kereta ini hingga akhirnya dengan kepercayaan yang tinggi saya merencanakan pembuatan tulisan ini.

Melihat lihat kondisi kereta yang saya tumpangi kali ini nampaknya sangat berbeda dari beberapa kereta yang pernah saya tumpangi didalamnya enak, adem (pas dengan suhu kamar), ada selimut jika saya merasa kedinginan dan juga ada bantal jika saya merasa kurang empuknya kursi dari kereta, seketika saya ingat beberapa kereta yang pernah saya tumpangi
Sempat tadi saya menerima tawaran dari seorang pria dan wanita yang menggunakan kostum dan cara yang sama mereka menawarkan makanan dan minuman kepada saya dan adik adik saya namun sacara releks saya bertanya:

Maaf mbak, makanannya bayar atau fasilitas kereta ya ???

Dengan lagat dan nada yang agak tinggi akhirnya dia menjawab :

Ya, bayarlah pak.

Seketika hilang semua penawaran yang ia berikan pada saya, yang tadinya tampangnya seperti bidadari yang sedang menemukan selendang kini berubah menjadi seorang penembak yang kehilangan mangsanya. (#hahahaha ada ada saja)

Namun saat saya sedang menulis ini harapan saya adalah si wanita dan pria itu kembali 
menwarkan kepada saya maka saat ini saya akan dengan senang hati dan penuh dengan rasa siap untuk memesan karena perut dan mulut saya membutuhkan sesuatu yang untuk diolah sedang adik adik saya tetap menikmati mimpi mereka bertemu dengan keluarga mereka disana dan perut saya tetap tak bisa kompromi

Waktu menunjukan pukul 02.43 WIB, saya bingung untuk melanjutkan tulisan ini, kecuali saya menengok kesebelah kanan kembali melihat kedua adik tingkat saya yang sedang tertidur pulas, melihat wajah mereka berdua saya seolah memiliki rasa bangga yang mendalam ketika menulis ini, teringat awal keberangkatan kami dari terminal tanjung priuk dengan menggunakan bus primajasa, mendarat di merak, membeli tiket kapal, dalam perjalanan bakauhuni, perjalanan menuju stasiun tanjung karang menggunakan jasa angkutan mobil travel, hingga didalam kereta ini

Berbicara perjalanan kami, saya jadi teringat pada salah satu teman saya, yang juga satu perjalanan dengan kami,  yang kami terpaksa berpisah di stasiun karena dia akan menuju ke rumahnya di waykandis, tanjung penang. Namanya anton (pasti rekan rekan sudah tahukan siapa dia), awalnya rencana saya adalah saya akan menginap dirumah anton, namun berubah menjadi kami bertiga akan mampir sejenak dirumah anton,  namun terkahirkalinya berubah kami langsung menuju stasiun (maaf ya ton)

Namun syukurlah pengambilan keputusan itu tepat, buktinya kami tiba disana pukul 19.30 dan tiket ketika saya membelipun sudah dalam masalah (hanya tersisa 4 tiket saja) sedang kami bertiga itupun kami mendapatkan tempat paling belakang dari gerbong eksekutif 1/ 1A 1B 1C, dan kursi 1D ditempati oleh ibu yang bersamaan membelinya dengan saya.

Saya jadi empaty kepada bapak dan ibu yang berada dibelakang saya saat antrian pembelian tiket tadi, kasihan mereka tidak bisa langsung melakukan perjalanan menuju tempat mereka karena kereta sudah penuh, tapi saya kembali tenangkan semua. Bahwa

Setiap apa yang terjadi dalam hidup ini
Allah SWT lah yang maha mengatur segalanya

jadi kita tidak usah hawatir ataupun takut dengan kejadian kejadian pada kita karena setiap hembusan nafas kita pun allah sudah mengaturnya, hmm jadi ingat nasihat saya pada adik tingkat saya nanda saat kami usai melaksanakan shalat isya dan maghrib yang sudah dijama’ dan kodo karena dia terlihat begitu hawatir dan cemas (#maaf ya dek).

Akhirnya waktu menunjukan pukul 3.01 WIB, kami tiba di baturaja dan artinya setelah ini kami tiba di prabumulih artinya tulisan saya harus saya akhiri disini.
Prepare pendaratan kami. 

Sekian
Semoga menginspirasi.

2 komentar

  1. Kata2 yg smkin tajam dan gaya tlisan yg brkualitas.tpi syg sy tdak mnemukan korelasi jdul dgn isi artikel.sya sdikit kcwa dsmping rasa bangga mlhat prkmbngan tman pnulis ini.hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe thanks bro
      namun harapannya pembaca yang budiman dapat memperolehnya yang tersirat .. :D

      Hapus

Terimakasih atas kunjungannya. SIlahkan berikan komentar. :)