Kelemahan agama Islam ?

Selamat Pagi (Selalu saya ucapkan walau kondisi malam)
Salam Sejahtera
Asalamualaikum Wr. Wb.

sudah sangat lama tidak mengikuti kajian di masjid favoritku ini, semenjak kepulangan ku dari kampung halaman. namun hal ini tidak mengurangi kebanggaanku terhadap rumah-rumah allah itu.
berikut ini adalah salah satu kajian yang pernah saya ikut sebagai bahan evaluasi bagi kita semua.
amin.
 
 

T a n y a   H a t i m u ?

Berbicara mengenai hati, kali ini aku terkaget – kaget dalam memahami sebuah hadist aku terima dari seorang ustadz dalam sebuah kajian di salah satu masjid favoritku, yang kurang lebih isinya seperti ini

 “rasululah besabda : kala itu umat islam akan menjadi rebutan, lalu bertanyalah sahabat pada nabi muhammad SAW, apakah umat islam pada saat itu sedikit ya rasullallah, setelah itu baginda menjawab tidak, bahkan saat itu umat islam sangatlah banyak akan tetapi mereka bagaikan buih yang ada diatas air

Sungguh subhanallah luarbiasa, sang  ustadz yang dengan kedamaiannya dalam mennyampaikan pembahasan membuat main set dalam pikiran ku salama ini bagaimana tidak diawal – awal beliau sudah berbicara mengenai uang yang selalu menjadi impian manusia selama ini pada umumnya. Berikut  sub bab pembahasannya yakni :

1.      Kuantitas dan potensi umat islam saat ini
Pada bagain ini dari uraian yang sangat apik disampaikan oleh ustadz maka saya dapat menyimpulkan apa yang hendak beliau sampaikan, dimana saat ini jika seluruh umat islam bergabung dari seluruh penjuru dunia maka potensi umat islam itu sendiri untuk tumbuh dan berkembang kembali sangatlah luar biasa. Untuk menjelaskannya beliau menggunakan ekonomi sebagai potensi dan hal ini adalah sesuatu yang tak dapat dipungkiri, bahwa kita tidak akan pernah dapat hidup tanpa uang(atau kekayaan) dalam contoh realnya ketika ingin membuat masjid maka yang kita butuhkan adalah uang seperti yang dituliskan Wallace D. Wattles pada bukunya yang berjudul Menjadi kaya dengan berfikir positif.
Kembali pada topic kali ini berikut uraiannya. Umat islam diseluruh dunia saat ini mencapai 23 % dari penduduk dunia yang berjumlah 6,7 milyar, maka dapat kita hitung bahwa umat islam saat ini mencapai 1.57 milyar didunia,  dan menurut paus pemimpin umat kristen menyatakan bahwa baru kali ini dari seluruh abad umat kristen terkalahkan oleh umat islam dalam hal kuantitas, lalu pertanyaannya adalah sadarkah kita betapa terpuruknya umat islam saat ini ?

Berbicara keterpurukan berarti berbicara kemampuan dan jika berbicara kemampuan maka Berbicara potensi, potensi kita sangatlah besar, islam sudah mengajarkan kepada kita secara jelas bahwa kita diperintahkan untuk berzakat terutama zakat penghasilan, sebagai contoh jika saja 20 % (±200 juta) dari seluruh umat didunia melakukan zakat Rp. 100.000 saja perbulan, maka dapat kita akumulasikan bahwa dalam satu bulanya umat islam mampu menyimpan uang sebesar 20.000 milyar rupiah (20 triliun rupiah) dalam satu bulanya maka dalam satu tahun dapat kita akumulasikan sebesar 240 triliun rupiah, sebuah nilai yang masyaallah dahsyatnya, lalu dengan uang ini apa yang mampu kita buat ? tak mungkin pusing, masjid, pendidikan, teknologi, usaha dan berbagai macamnya akan mampu dibuat dalam kurun waktu hanya satu tahun saja, sebagai langkah untuk perkembangan islam.

Lalu bandingkan dengan jiwa konsumtif kita saat ini, jika kita dapat menyebutkan bahwa setiap umat muslim mengkonsumsi telur dalam seharinya adalah satu butir telur (Rp. 500), anggaplah hanya 20 % umat muslim saat ini  dari jumlah yang ada maka dapat kita hitung bahwa dalam satu hari kita mengahbiskan uang sebesar 20 milyar, dalam satu bulan 600 milyar maka dalam satu tahun 7,2 triliun rupiah.
Lalu pertanyaannya apakah benar kita mengkonsumsi hanya Rp. 500 dalam satu harinya? Tentu jawabannya tidak, dan kita tahu bahwa saat ini pasar dunia dikuasai oleh umat islamkah? Tentunya tidak berarti jawabannya satu tahun yang lalu saja kita telah memberikan modal sebesar 7.2 triliun rupiah kepada mereka, jika di hitung dengan sepuluh tahun lalu sudah 72 triliun rupiah uang kita pada mereka.
Selanjutnya, dengan penuh semangat saya kembali menunggu penjelasan ustadz yang akan membahas bagian selanjutnya:

2.      Ada apa dengan islam kita ?
Masih dengan ketenangan beliau dalam menjelaskan apa yang sebenarnya kita alami saat ini, dengan begitu sabanya beliau menjelaskan  dari apa yang beliau sampaikan maka  yang dapat saya simpulkan bahwa keadaan kita saat ini adalah sebagai berikut:
·         Bangga dengan kuantitas kita
Didalam al-quran surat At-taubah ayat 25 allah berfirman:

sungguh, Allah telah menolong kamu (mukmin) di banyak medan perang dan (ingatlah) perang hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu tetapi jumlah yang banyak itu sama sekali tidak berguna bagimu dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik kebelakang dan lari tunggang langgang”   

Dari apa yang diwahyukan allah untuk kita, maka terlihat jelaslah bahwa ini merupakan sebuah peringatan umat-umat muslim yang dahulu kejadian ini pernah terjadi pada masa lalu, bahwa sebagai umat muslim yang selalu berlandaskan dan berprinsip pada al-quran dan sunnah untuk didak bangga ataupun sombong dengan jumlah kita yang sangat banyak ini karena jumlah yang banyak belum tentu menjadi sebuah acuan kita untuk meraih kebahagian dunia dan akhirat kelak khususnya dalam pengembangan dan kemajuan umat muslim itu sendiri.

Yang harus kita tekankan bahwa bagaimanakah dengan kuantitas yang begitu meledak ini juga dapat menghasilkan kualitas yang luar subhanallah dahsyatnya?

·         Kewibawaan kita sebagai umat telah hiang
Saat ini kita telah lupa dengan politik kita, politik islam kita telah padam kita seolah terbawa arus yang begitu kencang dan sangat mengasyikan kita terhanyut, mungkin hanya satu penyebabnya al-quran sudah sangat lama tak kita buka didalam lemari kita, kita menganggap bahwa ilmu agama kita sudah sangat cukup untuk membangun dan menegakkan agama kita, lalu darimanakah indikator kita sudah yakin bahwa semuanya cukup tidakkah dari kecil kita sering dibina bahwa untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang kubur?

Kita telah kehilangan kekuatan, kekuatan untuk membina kehidupan, kekuatan untuk menjalankan do’a yang sering kita ucap “bahagia dunia dan akhirat”, saat ini kita hanya bagaikan buih yang diperebutkan oleh air dalam arusnya yang sangat kencang, air yang tak pandang bulu jika menghantam, air yang membawa kita kedalam arus kenikmatan duniawi belaka percayalah air itu suatu saat akan berhenti disebuah muara yang sangat kotor, menjijikan dan bahkan tak ada manfaatnya bagi makhluk, yang kelak akan menjadi perkumpulan mikroorganisme serta tumbuhan dan benda mati yang hanya indah dilihat oleh mata namun memilki beribu permasalahan didalamnya.
Saat ini dunia menangis melihat kita terpuruk disini, dan percayalah akhirat akan sangat menyesal jika kita tak lagi membawa islam sebagai jalan hidup dan untuk memperoleh kenimatan-Nya kelak, kita semua adalah pemimpin sebuah gelar yang kita peroleh tanpa harus berbuat apa-apa sebelumnya, tapi mengapa saat ini kita seakan diperbudak hanya sebatas konsumen persatuan dan tegaknya kembali silahturahmi kita adalah salah satu cara yang mampu membangkitakan kita kembali dari semua ini.
Materi yang disampaikan beliau sangat menarik dan harus terus didalami, sudah setengah jam berlalu, mungkin pembahasan yang sebelum tadilah yang bisa kita sebut sebagai titik klimaks dalam kajian kali ini, saya menarik nafas legah, kembali mengumpulkan kekuatan untuk terus tetap terjaga mengikut kajian hingga selesai. Selanjutnya beliau dengan nada bertanya menyambung sub materi selanjutnya : 

3.      Lalu, Apa kelemahan umat muslim sebenarnya?
Berbagai jawaban mengusik dikepala saya, panjangxlebar (luas) ustadz menjelaskan seolah tak ada cukupnya, lalu dengan sedikit bingung saya mencoba menyimpulkan bahwa, kelemahan kita saat ini adalah pola pikir kita yang masih sangat pendek dan terbatas pada hal-hal tertentu saja, kok bisa? Sebagai salah satu contoh mengenai sebuah hukum-hukum islam yang ada seperti wajib, sunnah, haram, makruh mubah, fardu a’in, fardu kifayah dan sebagainya.

Fardu kifayah adalah hukum islam yang menjelaskan bahwa hukum yang diwajibkan pada semua umat muslim namun kewajiban tersebut akan gugur jika telah dilakukan oleh salah satu umat islam. Pernahkah anda mendengar seorang mengucap perkataan ini mengenai shalat jenazah.
A”tidak ikut shalat ?”
B”tidak, sudah cukup ada yang sudah menshalatkan..”

Kalimat tersebut kelihatannya sangat biasa dan lumrah untuk diucapkan, tapi hal inilah yang menyebabkan kita saat ini terjerumus kedalam arus air yang kencang tadi, kita mudah merasakan cukup dengan ibadah kita, kita sudah merasa lebih ketika kita sudah merasa semuanya telah kita laksanakan padahal hal tersebut sangat lah kurang bukankah semakin banyak jamaah yang menyolatkan akan semakin baik dan manfaat nya bagus untuk simayit?

Artinya, allah mengajarkan kepada kita sebuah jiwa kesadaran dan semangat untuk selalu dalam perbaiakan menjadi sempurna karena seberapapun kuat kita dalam berusaha kita tak kan pernah dapat mencapai kesempurnaan itu sama halnya dengan jiwa konsumtif kita yang tak pernah puas  (L).
Kembali pada urusan duniawi, jika rasa tidak puas konsumtif kita, kita alihkan sebagai rasa untuk selalu beribadah alangkah indahnya dunia ini akhi wa ukhti dan yakinlah allah tak hanya menyeru kita untuk fardu kifayah dalam menjalankan shalat jenazah juga, tetapi membangun tempat pendidikan, mendirikan perusahaan yang besar, membuat teknologi, membangun kampung halaman, membentuk stasiun televisi dan sebagainya yang jelas yang berkaitan dengan ajaran islam serta kepentingan umat islam dan dakwah adalah kewajiban bagi kita semua.

Sungguh penyampaian materi yang ini sangat membelalakan mata saya, saya sangat mersa bahwa apa yang di ucapkan oleh sang ustadz adalah kehidupan saya sehari – hari sangat dengan kualitas yang rendah, saya selalu berfikir apakah bisa seorang anak kampung yang kemampuannya masih dibilang kelas teri Dan bahkan tak layak pakai bisa melakukan hal-hal tersebut? Terkadang saya merasa bahwa begitu sayangnya seorang yang memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut malah tidak pernah mengetahui hal tersebut dan bahkan mengabaikannya, seandainya?

4.      Adakah Solusinya?
Dengan nada yang sangat pelan beliau kembali menerangkan solusi dari masalah umat islam saat ini yang harus segera kita lakukan, pada materi saya tidak perlu menganalisa kat per kata yang beliau sampaikan kata yang sangat umum, mungkin hampir setiap waktu kita mendengar kata-kata ini.

Kembali kedalam ajaran kita, Islam!

Lalu muncul didalam benak saya, dengan satu pertanyaan besar dan nampaknya sangat sepele. Islam mengajarkan apa ? lalu sebelum menjawab saya berfikir sejenak, teringat saya pada sebuah teori yang berkaitan dengan ekosistem yang saya peroleh ketika saya masih duduk di bangku SMA, lebih kurangnya seperti ini:

ekosistem dapat berjalan dengan baik dan sempurna jika terjadi keseimbangan antara setiap benda yang ada pada ekosistem itu, semua benda akan berusaha memberikan yang terbaik untuk ekosistem itu. Hanya saja keseimbangan itu biasanya hanya sedikit sekali terjadi karena begitulah kondisi yang sebenarnya selalu berubah dan penuh dengan tanda tanya?”

Jika kita menganalogikan ajaran islam adalah sesuatu yang memilki tujuan seperti ekosistem maka dapat disimpulkan bahwa islam mengajarkan keseimbangan kehidupan kita di dunia dan akhirat semuanya sangat saling berhubungan antara satu sama lain. Di-Era ini begitu banyak teori ekonomi yang selalu menyatakan bahwa bawa akhiratmu kedalam duniamu. Yang selalu menunjukan bahwa dunia hanyalah bagian akhirat bukan akhirat bagian dari dunia.

Gunakan al-quran dan sunnah sebagai alat indikator

Saya tertunduk malu kali ini, mengingat saya menghitung sudah hampir satu bulan lalu saya tidak pernah lagi membuka al-quran saya di atas sajaddah, karena dengan alasan banyak tugas dari semua organisasi dan mata kuliah yang saya ikuti.

Kembali kepenjelasan bahwa berikutnya, suatu hal yang sangat umum dan sering kali kita dengar dan kita dapati sebagai umat muslim bahwa al-quran adalah jawaban dari segala permasalahan yang ada di kehidupan kita ini mulai dari hubungan sosial, ekonomi, norma, hukum dan sebagainya. Tapi mengapa kita malah sering menyepelkan dan meletakannya diam diatas lemari belaka? Astagfirullahalazim
Apakah benar kita tak punya semangat lagi untuk menjadi makhluk allah yang terbaik dan menggapai keridhoaan-Nya?



Kerjasama, silahturahmi umat islam

Saat ini, salah satu hal yang sangat menjadi perhatian kita bahwa kita sebagai umat islam bukan saling berlomba – lomba dalam kebaikan dan mengajak kebaikan lagi namun kita sebagai sesama umat muslim malah saling berlomba-lomba dalam saling menjatuhkan dan merasa paling benar. Padahal kembali lagi indikator kita hanya satu, tempat mengadu kita sama, dan bahkan tujuan kita pun sama yakni menggapai keridhoan ilahirobbi.

Tapi saat ini kita malah memilih untuk melepas ikatan dan mencoba memisahkan diri dari kumpulan buih yang tidak ada artinya dan manfaat. Akhi wa ukhti, jangankan dengan memisahkan diri, buih bersatupun sangat sulit untuk melawan arus air dan bahkan hal yang sangat tidak kita inginkan  jika buih itu terpisah dari kelompok maka ia akan bergabung dengan air-air tersebut dan malah ikut menghanyutkan buih mantan kelompoknya. Nau’dzubillah

Hilangkan cinta dunia dan Takut mati (wahn)

Saya sadar bahwa secara tidak langsung saya sudah mencintai dunia dan takut mati, seandainya saja jika saya diajak bertempur dimedan perang pada hari ini berjuang membela agama allah saya pasti berfikir beribu-ribu kali, pertimbangannya adalah saya akan meninggalkan semua impian yang ingin saya capai (dunia), jangankan membela ajaran allah membela diri saya dari hawa nafsu yang selalu membawa dalam kemaksiatan pun nampaknya tidak pernah saya lakukan, bahkan saya malah menikamti semuanya dan terus mengalir. Astagfirullah

Kemewahan – kemewahan dunia telah membuat kita lupa akan betapa besarnya kuasa allah, gedung-gedung pencakar langit, jembatan-jembatan yang artistik, rumah-rumah yang megah dan indah, propertis-propertis kemewahan yang murah dan luarbiasa canggihnya sungguh telah membutakan mata hati kita. Tempat dimana kita sandarkan semuanya hubungan yang tak dapat dilihat sama sekali dengan kasat mata.
 Percayalah akhi wa ukti, itu hanyalah sesuatu yang sangat kecil dan  yang sangat tidak ada artinya dimata allah. Itu adalah ciptaan manusia! Sedang manusia ciptaan allah, tak hanya mansusia semua benda, makhluk hidup beserta sel-sel saraf dan yang ada pada tubuhnya hingga bagian terkecil, bumi, luar angkasa beserta isinya hingga bagian yang sangat tak terjangkau oleh kita sebagai manusia.

Lalu Tanya Hatimu?, akhi wa ukhti percayalah dunia akan menyesal melihat kita dikalahkan oleh keadaan seperti ini dan akhirat pun menangis melihat kita tak lagi membanggakannya.

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Terimakasih atas kunjungannya. SIlahkan berikan komentar. :)